Rabu, 14 Agustus 2013

metode penelitian

BAB 4
METODA PENELITIAN
4.1      Rancangan penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Data diperoleh dari wawancara secara langsung oleh responden menggunakan kuesioner. Komponen kuesioner meliputi pengetahuan ibu tentang imunisasi. Dengan variabel independent yaitu pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan variabel dependent yaitu kelengkapan imunisasi dasar pada anak umur 0-1 tahun di Desa Gisik Cemandi Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur

4.2      Lokasi penelitian dan waktu penelitian

Desa Gisik Cemandi Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 3 juni 2013 sampai 3 juli 2013

4.3   Populasi dan sampel penelitian

4.3.1 populasi

Populasi dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak umur 0-1 tahun

4.3.2   Sampel

Penelitian ini tidak mempergunakan sampel tapi seluruh total populasi sebanyak 41 ibu yang mempunyai bayi umur 0-1 tahun di Desa Gisik Cemandi Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur












4.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

No
Variabel
Definisi operasional
Parameter
Alat ukur
Skala
Skor
1
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu

Pertayaan/jawaban benar dari responden terhadap pertanyaan yang di berikan tentang imunisasi dasar 

Pengertian imunisasi
Jenis
Jadwal
Tujuan
Manfaat
Efek samping
Kontraindikasi
Sebatas tahu
kuesioner
ordinal
Tingkat pengetahuanbaik= 70-100%
Tingkat pengetahuan cukup = 65-75%
Tingkat pengetahuan kurang =<56%

2
Imunisasi dasar
Imunisasi adalah pemberian suntikan atau tetesan yang berisi kuman di lemahkan
Imunisasi yang di berikan pada balita 0-1 tahun dilihat dari kelengkapan pemberian ketepatan jadwal, dan usia
Pemberian imunisasi pada balita sesuai dengan umur
Dimana jumlah balita umur 0-1 tahun 41 balita
BCG:0-2bln
HepB:0-1bln, 6 bln
Polio: 0 bln, 2 bln, 4 bln, 6 bln
DPT: 2 bln, 4 bln, 6 bln
Campak 9 bulan
Observasi
KMS
ordinal
3=Lengkap sesuai jadwal
2=lengkap tidak sesuai jadwal
1=tidak lengkap
3
Kunjungan ke posyandu terakhir
Keaktifan ibu berkunjung ke posyandu tiap bulan
Jumlah kunjungan ibu dalam 1 tahun terakhir
Observasi
Daftar hadir
ordinal
>6 kali =sering
<6 kali=jarang

4.5 Teknik pengumpulan data

Pengambilan sampel dilakukan dengan survey, yaitu dengan cara mengunjungidari rumah responden. Data primer di peroleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner yang disiapkan peneliti, sedangkan data sekunder di peroleh dari Bidan desa, Buku kunjungan posyandu (arsip)

4.6 Rencana pengelolahan dan analisis data

Untuk persiapan pengelolahan data, setelah data di kumpulkan dilakukan pengkodean yang di lanjutkan dengan entri data dan pembersihan data menggunakan program SPSS versi 16.0. Data kemudian diolah secara deskriptif untuk mengetahui frekuensi dan prosentase, kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
Analisa data menggunakan uji chi-square dengan formula :

Rumus : 
                              k    b   (Oij  -  Eij)2
                    c2  =  S  S  ---------------
                                      j=1  i=1        Eij
      di mana  i = baris                      O = Observed frequency

                     j = kolom         E = Expected frequency

Selasa, 13 Agustus 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Konsep Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
2.1.1  Pengertian Pengetahuan

 Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera pengelihatan, penciuman, pendengaran, raba, rasa. Sebagian besar manusia di peroleh dari telinga dan mata jadi pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, namun demikian kenyataannya seseorang dapat bertindak tanpa mengetahui terlebih dahulu maksudnya (Notoatmodjo S ,2007)
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan juga merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita (Suriasumantri JS. 2009)
Pengetahuan adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia. Keberadaanya di awali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat manusia yaitu, dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan (Suhartono, 2006)
Pengetahuan menjelaskan bahwa tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari melalui pengalaman, kesadaran, atau informasi dan sebagainya (Suhartono, 2006)

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain mempunyai 6 tingkatan. Yaitu:
1.    Tahu ( know)
Yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall ) terhadap sesuatu yang spesifik dari sesuatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paing rendah (Notoatmodjo S. 2005 )

2.    Memahami ( comprehension)
Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahaui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tehadap suatu objek atau materi harus dapat, Menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang telah dipelajari nya (Notoatmodjo S 2005).
3.    Aplikasi ( application )
Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi apa yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks yang lain (Notoatmodjo S 2005 )
4.    Analisis (analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih kaitanya satu dengan yang lain. Kemampuan ini dapat di lihat dari pengguanaan kata kerja seperti aspek menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya ( supariasa 2002 )
5.    Sintesis ( synthesis )
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada (Suparaisa 2002 )
6.    Evaluasi (evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilain ini berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek penelitian atau responden (Supariasa 2002 )


2.1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
1.    Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar dimana terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan, ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri sendiri individu, kelompok, atau masyarakat, Menurut Y.B.Mantra yang dikutip dari Notoatmodjo (1985 ) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk mendapatkan informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang di dapat, namun sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru di perkenalkan (Notoatmodjo. S 2006 )

2.    Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai saat berulang tahun. Makin tinggi umur seseorang makin konstruktif dalam menggunakan topic terhadap masalh yang di hadapi (Nursalam 2002)
3.    Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus di lakukan terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarganya. Dengan banyak nya pekerjaan seseorang maka akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan nya ( Nursalam 2002 )
4.    Kebudayaan
Kebudayaan didefinisikan pertama kali oleh E.B Taylor pada tahun 1987, dalam buku nya yang berjudul primitive culture dimana kebudayaan di artikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Jujun SS, 2003)
5.    Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input ke dalam diri seseorang sebagai sistem adaptif yang melibatkan faktor internal maupun faktor eksternal (Notoatmodjo, S 2005 )
6.    Media masa/informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga menghasilkan perubahan atau meningkatkan pengetahuan. Media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarah ke opini seseorang (Notoatmodjo, S 2005 )

2.1.4 Kriteria penilaian pengetahuan

Untuk pengukuran pengetahuan menggunakan rumus sebagai berikut:


P=Q x100%
     R



Keterangan:

P : nilai pencapaian

Q : skor dalam menjawab kuesioner

R : skor maksimal jika semua pertaayaan di jawab benar semua

 Dalam pemberian skor,  untuk jawaban pertayaan umum tidak di beri skor. Sedangkan untuk jawaban pertayaan pengetahuan di beri skor 1, dan jawaban yang benar atau sesuai harapan, sedangkan untuk jawaban yang salah atau tidak sesuai harapan maka di beri skor 0
Berdasarkan  hasil perhitungan  kemudian hasilnya di presentasikan dalam beberapa kategori

Baik         : 76%-100%

Cukup      :66%-75%

Kurang     :<56%

(Arikunto S.2006)

2.1.5 Konsep sikap
Sikap di definisikan sebaagai suatu predisposisi umum untuk berespon atau bertidak secara positif atau negatif. Sikap di pengaruhi oleh kepribadian (misalnya pesimis-optimis ), pengalaman, dan latar belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang atau suatu objek, mempengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain. Untuk bersikap harus ada penilaianya sebelumnya (Maramis WF, 2006 )
Menurut Katz (1960) mengemukakan terdapat 4 fungsi dasar sikap yaitu sebagai berikut
1.    Fungsi penyesuaian
2.    Fungsi pembelaan ego
3.    Fungsi ekspresi nilai
4.    Fungsi pengetahuan
Oleh karena itu, sebagai konsekensi sebelum setiap usaha perubahan sikap di mulai, harus di tentukan dulu fungsi sikap itu
 Sikap biasanya  sedikit banyak berhubungan dengan kepercayaan. Dalam hal ini, kepercayaan mungkin dapat membenarkan reaksi emosional yang sebenarnya berdasarkan faktor –faktor yang berbeda. Penelitian menunjukan bahwa pengalaman memang mempengaruhi sikap kita, namun kadang tidak begitu jelas pengaruhnya. Sikap dan kepercayaan berbeda kuatnya dalam ekspresi perilaku yang sebenarnya. Ada kalanya perilaku ini berlangsung menyertai sikap dari kepercayaan dan pada kesempatan lain tidak. Ada kalanya sikap dan kepercayaan tertentu tidak konsisten dengan perilaku yang di harapkan ( Maramis WF 2006 )
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, maka dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu kesadaran (awareness ), merasa tertarik ( interest ), menimbang-nimbang  ( evaluation ), mencoba ( trial ), dan adaptasi ( adaptation ) (Maramis Wf 2006 )

2.1.6 Konsep perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organism yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai yang sangat luas mencakup :berjalan, berbicara, bereaksi dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapat di katakan bahwa perilaku adalah apa yang di kerjakan oleh organism tersebut, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung  (Notoatmodjo S, 2007 )
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Notoatmodjo S,2007 )

2.2 Imunisasi
 Imuisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut (Kepmenkes 2005)
Imunisasi adalah suatu proses menginduksi kekebalan terhadap penyakit tertentu (Walter A Immunization practice ). Imunitas dapat di induksi secara pasif melalui pemberian anti body ( Ab ) atau secara aktif dengan pemberian vaksin atau toxoid untuk merangsang kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun humoral atau respon imun cellular.
 Macam-macam imunisasi ada 2 yaitu :
1.     Imunisasi secara pasif dicapai dengan pemberian Ab yang terbentuk sebelumnya untuk menginduksi perlindungan sementara terhadap agen infeksius. Imunisasi juga dapat di induksi secara alamiah melalui transplancenta selama kehamilan. Ab yang berasal dari maternal dapat memeberikan perlindungan bulan pertama kelahiran bayi perlindungan untuk beberapa penyakit dapat bertahan selama 1 tahun masa kelahiran
(Walter A Immunization practice )
Indikasi utama untuk imunisasi secar pasif untuk memberikan perlindungan kepada
A.   Anak dengan immunodefisiensi defek limfosit B yang susah dalam membentuk Ab
B.    Seseorang  yang terkena penyakit menular atau yang berada pada resiko besar akan paparan di mana tidak waktu yang cukup untuk terebentuk nya Ab


2.    Imunisasi aktif: Stimulasi antigen ( Ag ) spesifik untuk merangsang respon imun
( Medical dictionary 2013 )





2.3 Imunisasi dasar
Ø  Pengertian Imunisasi dasar

Adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (kepmenkes RI 2005 )
Berikut ini adalah lima dasar imunisasi dasar yang wajib di berikan sejak bayi
1.    Imunisasi dasar BCG (Bacillus calmette Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
2.    Imunisasi Hepatitis B sekali  untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan
3.    Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
4.    Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.
5.    Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.

Ø   Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:

BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah dengan diameter 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
Polio: Jarang timbuk efek samping.
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping

Ø  Jadwal imunisasi

Jadwal umunisasi
Gambar 1.1

2.3           Vaksin
Ø  Pengertian vaksin
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman ( bakteri, virus, riketsia ), atau racun kuman  (toxoid) yang telah di lemahkan atau di matikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (Kepmenkes RI 2005 )
Ø  Jenis-jenis vaksin
Pada dasarnya, vaksin dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu
1.    Live attenuated (kuman atau virus hidup yang di lemahkan )
Vaksin hidup virus atau bakteri liar penyebab penyakit di lemahkan walaupun vaksin hidup yang di lemahkan dapat menyebabakan penyakit umumnya bersifat ringan dibandingkan dengan penyakit alamiah dan itu di anggap sebagai kejadian alamiah. Vaksin virus hidup yang di lemahkan secar teoritis dapat berubah menjadi bentuk patogenik seperti semula.
Contoh: vaksin campak, polio oral, BCG, dll
2.    Vaksin inactive: kuman, virus atau komponennya yang di buat tidak aktif)
di hasilkan dengan cara membiakan  bakteri atau virus dalam media pembiakan, kemudian di buat tidak aktif dengan penanaman bahan kimia misalnya formalin. Sedangkan vaksin inactivated yang tidak hidup  dan tidak dapat tumbuh, maka seluruhnya dosis antigen dapt di masukan ke dalam suntikan. Vaksin ini tidak menyebabkan penyakit dan tidak mengalami mutasi patogenik

Ø   Sifat vaksin

Sifat vaksin dapat di golongkan berdasarkan kepekaan atau sensitifitasnya terhadap suhu yaitu
a.    Vaksin yang sensitif terhadap beku (freeze sensitive=fs )yaitu golongan vaksin yang akan rusak apabila terpapar atau terkena suhu dingin atau suhu pembekuan. Jenis vaksin ini adalah Hep B, DPT-HB, DPT, DT, TT
b.    Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive=hs ) yaitu golongan vaksin yang akan rusak apabila terpapar atau terkena suhu yang terlalu panas. Jenis vaksin ini adalah Polio, BCG dan campak ( Depkes RI pedoman petunjuk pengelolaan vaksin )


Ø   Juru Vaksin

Juru vaksin adalah tenaga perawat atau bidan yang telah mengikuti program pelatihan khusus mengenai imunisasi
( Kepmenkes 2005 )

Adapun tugas dari juru imunisasi
1)    Menyusun rencana kegiatan imunisasi berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja
2)    Melaksanakan kegiatan imunisasi meliputi pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan
3)    Mengevaluasi hasil kegiatan imunisasi secara keseluruhan
4)    Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasanya
5)    Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan
 ( KMK 1611 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi )
Ø  Kondisi yang dapat menghalangi pemberian imunisasi
1)    Gangguan saluran nafas atau gangguan saluran cerna ringan
2)    Riwayat kejang pada keluarga
3)    Riwayat kejang demam
4)    Riwayat penyakit infeksi dahulu
5)    Kontak penderita dengan suatu penyakit infeksi
6)    Kelainan saraf seperti cerebral palsy atau down sindrom
7)    Eksim dan kelainan lokal di kulit
8)    Penyakit kronis ( jantung, paru, penyakit metabolic )
9)    Penggunakan terapi antibiotika :terapi steroid topical ( terapi local, kulit, mata )
10) Riwayat penyakit kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir
11) Berat badan lahir rendah
12) Ibu dari si anak sedang hamil
13) Usia anak melebihi dari rekomendasi imunisasi

( bidansherly wordpress.com )